Kamis, 04 Oktober 2012

Sumber Primer, Sekunder, dan Tersier

Historiografi adalah ilmu yang mempelajari praktik ilmu sejarah. Hal ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, termasuk mempelajari metodologi sejarah dan perkembangan sejarah sebagai suatu disiplin akademik. Istilah ini dapat pula merujuk pada bagian tertentu dari tulisan sejarah. Sebagai contoh, "historiografi Indonesia mengenai Gerakan 30 September 1965 selama rezim Soeharto" dapat merujuk pada pendekatan metodologis dan ide-ide mengenai sejarah gerakan tersebut yang telah ditulis selama periode tersebut. Sebagai suatu analisis meta dari deskripsi sejarah, arti ketiga ini dapat berhubungan dengan kedua arti sebelumnya dalam pengertian bahwa analisis tersebut biasanya terfokus pada narasi, interpretasi pandangan umum, penggunaan bukti-bukti, dan metode presentasi dari sejarawan lainnya. Ada 3 sumber dalam penulisan sejarah, yaitu sumber primer, sekunder dan tersier.

Sumber primer

Dalam historiografi, sumber primer adalah suatu dokumen atau sumber informasi  lain yang diciptakan pada atau di sekitar waktu yang sedang dipelajari, sering kali oleh orang yang sedang dipelajari. Kata "primer" dalam hal ini bukan berarti superior, melainkan merujuk pada kenyataan bahwa sumber tersebut dibuat oleh pelaku primer. Sumber semacam ini dibedakan dari sumber sekunder yang merupakan karya historis, seperti buku atau artikel yang dibuat berdasarkan sumber-sumber primer.

Tipe sumber primer

Jenis-jenis sumber primer tergantung pada masalah sejarah yang sedang dipelajari. Dalam sejarah politik, sumber primer utama yang terpenting adalah dokumen seperti laporan resmi, pidato, surat dan catatan harian oleh partisipan, laporan saksi mata (contohnya oleh seorang jurnalis yang ada pada saat itu). Dalam sejarah ide atau sejarah intelektual, sumber primer utama mungkin adalah buku-buku literatur filsafat atau ilmiah. Suatu studi sejarah budaya dapat memasukkan sumber fiksi seperti novel atau lakon. Dalam arti luas, sumber primer juga dapat mencakup obyek fisik seperti foto, film, koin, lukisan, atau bangunan yang diciptakan pada saat itu. Sejarawan dapat pula mengambil artifak arkeologis dan laporan lisan serta wawancara sebagai pertimbangan.

Sumber tertulis dapat dibagi menjadi tiga tipe utama :
  • Sumber naratif atau literatur; yang menyampaikan suatu cerita atau pesan. Sumber-sumber ini tidak dibatasi pada sumber fiksi, tapi juga termasuk catatan harian, film, biografi, karya ilmiah, dll.
  • Sumber diplomatik; termasuk piagam dan dokumen legal lain yang biasanya mengikuti suatu format tertentu.
  • Dokumen sosial; catatan yang dibuat oleh organisasi, seperti akta kelahiran, catatan pajak, dll.

Menggunakan sumber primer

Idealnya, seorang sejarawan akan semua sumber primer yang dibuat oleh orang-orang yang terlibat pada waktu yang sedang dipelajari. Dalam praktiknya, beberapa sumber mungkin telah rusak, atau tak tersedia sebagai bahan riset. Mungkin satu-satunya laporan saksi mata yang tersedia mengenai suatu peristiwa hanyalah memoir, otobiograri atau wawancara lisan yang dilakukan beberapa tahun setelah peristiwa tersebut. Kadang, satu-satunya dokumen yang menyangkut suatu peristiwa atau orang di masa lalu ditulis beberapa dasawarsa atau abad kemudian. Hal ini merupakan masalah umum dalam studi klasik, di mana kadang hanya simpulan suatu buku yang dapat ditemukan.
Akurasi dan objektivitas sumber primer selalu merupakan perhatian bagi para sejarawan. Partisipan dan saksi mata mungkin salah mengerti mengenai suatu peristiwa atau mengacaukan laporan mereka (sengaja atau tidak) untuk memperbaiki citra atau kepentingan mereka. Hal ini seperti ini dapat meningkat pengaruhnya seiring berjalannya waktu. Karenanya, sejarawan menaruh perhatian khusus pada masalah ingatan dan upaya partisipan untuk mengingat masa lalu menurut naskah mereka sendiri. Laporan pemerintah dapat disensor atau diubah untuk alasan propagada atau menutup-nutupi sesuatu. Kadang, dokumen yang belakangan muncul lebih akurat, contohnya adalah setelah kematian seseorang, orang menjadi lebih nyaman untuk menceritakan detail-detail yang memalukan dari orang yang meninggal tersebut.
Sejarah yang akurat adalah yang didasarkan pada sumber primer, yang dikaji oleh komunitas terdidik, yang melaporkan temuan mereka melalui buku, artikel, dan tulisan. Sumber primer sering sulit diinterpretasikan dan dapat menyimpan tantangan tersebunyi. Makna kuno dari suatu kata atau konteks sosial tertentu merupakan salah satu jebakan yang menunggu pendatang baru dalam studi sejarah. Karena alasan ini, interpretasi beberapa naskah primer sebaiknya diserahkan kepada orang-orang yang memiliki pelatihan lanjut.
Suatu sumber primer tidaklah lebih otoritatif atau akurat dibandingkan sumber sekunder. Sumber sekunder sering mendapatkan kajian sepadan (peer review), lebih terdokumentasi, dan sering dihasilkan melalui institusi di mana keakuratan metode sangat penting untuk masa depan karier dan reputasi pengarang. Sumber primer seperti jurnal, hanya mencerminkan sudut pandang seseorang terhadap suatu peristiwa, yang bisa jadi tidak jujur, akurat, atau lengkap. Sejarawan selalu harus menangani sumber primer maupun sekunder dengan sangat seksama.
Sebagai aturan umum, sejarawan modern lebih memilih untuk kembali mempelajari sumber-sumber primer yang tersedia untuk mencari temuan baru atau yang terlewatkan. Sumber primer, akurat ataupun tidak, menawarkan masukan baru untuk pertanyaan-pertanyaan sejarah dan kebanyakan sejarah modern berkutat pada penggunaan penuh arsip dan koleksi khusus demi mencari sumber primer yang berguna. Karya di bidang sejarah tidak akan dianggap serius jika hanya mengutip sumber sekunder karena hal tersebut tidak menunjukkan dilakukannya suatu riset orisinil.

Beberapa contoh sumber primer :
Artikeljournal ilmiah yang melaporkan hasil penelitian
Prosiding pertemuan, konperensi dan simposium
Laporan teknis
Paten
Kumpulan data, seperti statistik sensus
Karya sastra (seperti sajak dan fiksi)
Buku catatan harian
Otobiografi
Wawancara, survai dan penelitian lapangan
Surat dan korespondensi
Pidato
Artikel surat kabar (bisa juga sumber sekunder)
Terbitan penerintah
Foto dan karya seni
Dokumen orisinil (seperti surat lahir atau trallskrip sidallg pengadilan)

Sumber sekunder 

Istilah yang digunakan dalam historiografi untuk merujuk pada karya sejarah yang ditulis berdasarkan pada sumber-sumber dan biasanya dengan merujuk pula pada sumber-sumber sekunder lainnya. Hampir semua tulisan ilmiah yang diterbitkan sekarang adalah sumber sekunder. Sumber sekunder ideal biasanya mengandung laporan peristiwa pada masa lampau berikut generalisasi, analisis, sintesis, interpretasi, dan atau evaluasi terhadap peristiwa tersebut.

Sumber sekunder tidak begitu mudah didefinisikan dibandingkan sumber primer. Apa yang oleh sebagian orang didefinisikan sebagai sumber sekunder, oleh orang lain didefinisikan sebagai sumber tersier. Begitu pula tidak selalu mudah untuk membedakan sumber primer dari sumber sekunder. Suatu artikel surat kabar adalah sumber primer jika artikel itu melaporkan peristiwaperistiwa, tapi sumber sekunder apabila artikel itu menganalisis dan mengomentari peristiwa tersebut. Di bidang sains, sumber sekunder adalah sumber yang mempermudah proses penemuan dan penilaian literatur primer. Sumber sekunder biasanya karya yang mengemas ulang, menata kembali, menginterpretasi ulang, merangkum, mengindeks atau dengan cara lain "menambah nilai" pada inforrnasi baru yang dilaporkan dalam literatur primer.
 
Beberapa definisi sumber sekunder:
Mendeskripsikan, menginterpretasi, menganalisis dan mengevaluasi sumber primer Memberi komentar (mengulas) dan membahas bukti-bukti dari sumber primer Merupakan karya yang berjarak satu atau lebih langkah dari peristiwa atau informasi yang menjadi acuannya, sebab ditulis sesudah kejadian, dan sesudah banyak hal terungkap dan bisa dipelajari
Beberapa contoh sumber sekunder
Bibliografi (bisajuga tersier)
Karya biografi
Ulasan
Kamus dan ensiklopedi (bisajuga tersier)
Disertasi dan tesis (lebih lazim primer)
Buku pegangan dan kompilasi data (bisajuga tersier)
Sejarah
Sarana indeks dan abstrak yang digunakan untuk menemukan sumber primer dan sekunder
(bisa juga tersier)
Artikeljoumal, terutama dalam disiplin ilmu non-sains (bisajuga primer)
Monograf(selain fiksi dan otobiografi)
Artikel surat kabar dan majalah populer (bisajuga primer)
Artikel berisi tinjauan dan tinjauan literatur
Buku teks (bisajuga tersier)
Treatise, karya kritik dan interpretasi


Sumber tersier 

Suatu kumpulan dan kompilasi sumber primer dansumber sekunder. Contoh sumber tersier adalah bibliografi, katalog perustakaan, ensiklopedia dan daftar bacaan. Ensiklopedia dan buku bacaan adalah contoh bahan yang mencakup baik sumber sekunder maupun tersier, menyajikan pada satu sisi komentar dan analisis, dan pada sisi lain mencoba menyediakan rangkuman bahan yang tersedia untuk suatu topik. Sebagai contoh, artikel yang panjang di Encyclopedia Britannica jelas merupakan bentuk bahan analisis yang merupakan karakteristik sumber sekunder. Di samping itu, mereka juga berupaya menyediakan pembahasan komprehensif yang menyangkut sumber tersier.

5 komentar:

silahkan baca dan komentari kalo perlu


semoga bermanfaat